Budaya, Nasional

Karangan bunga organik, cantik tanpa cemari plastik

Tak hanya menjadi tren di negeri sendiri, karangan bunga berkonsep ramah lingkungan dari Bali ini mulai dilirik mancanegara

Maria Elisa Hospita  | 09.04.2018 - Update : 10.04.2018
Karangan bunga organik, cantik tanpa cemari plastik I Wayan Aksara, 48 tahun, merangkai karangan bunga organik yang terbuat dari daun taep, kulit jagung, dan buah-buahan kering di rumah sekaligus menjadi studionya di Banjar Kutri, Desa Buruan, Gianyar, Bali. Seluruh bahan diambilnya dari hutan Bukit Dharma Putri di dekat rumahnya. (Mahendra Moonstar – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Maria Hospita

JAKARTA

Karangan bunga dengan tatakan styrofoam memang sedap dipandang, namun kerap berakhir menjadi onggokan sampah tak berguna.

Hal itulah yang menggugah I Wayan Aksara, pria 48 tahun asal Pulau Dewata, Bali, untuk membuat karangan bunga dari bahan-bahan organik.

Bermodalkan dedaunan dan buah-buahan kering, Wayan merangkai bahan-bahan tersebut menjadi karangan bunga yang tak kalah cantik dengan karangan bunga kebanyakan yang berbahan tak ramah lingkungan.

“Saya prihatin melihat banyak karangan bunga dengan tatakan styrofoam pada akhirnya hanya menjadi sampah yang mengganggu, karena styrofoam tidak bisa didaur ulang dan membahayakan lingkungan,” tutur Aksara kepada Anadolu Agency, Senin.

Aksara yang juga merupakan ketua Yayasan Trash Hero Indonesia (THI) mengaku mampu membuat tiga hingga empat karangan bunga setiap harinya. Masing-masing karangan bunga kreasi mereka dihargai Rp 350-400 ribu.

Aksara mengungkapkan kegembiraannya bahwa masyarakat mulai mengenal dan menggunakan karangan bunga berkonsep ramah lingkungan. Menurut dia, hampir setiap hari media lokal Bali memberitakan karangan bunga ramah lingkungan karya dia.

“Apalagi sekarang ini di Bali sedang banyak pesta pernikahan dan upacara Ngaben, karangan bunga berbahan organik jadi ramai peminat,” kata dia sambil merangkai karangan bunga di kediamannya yang terletak di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali.

Tak hanya menjadi tren di negeri sendiri, sebuat Aksara, karangan bunga berkonsep ramah lingkungan itu pun mulai dilirik mancanegara.

“Baru-baru ini kelompok gamelan Bali Sekar Jaya di Amerika Serikat juga memesan karangan bunga kami. Mereka senang sekali karena akhirnya menemukan karangan bunga yang berbahan dasar organik,” ungkap Aksara.

Meskipun baru diminati baru-baru ini, Aksara justru bersemangat memanfaatkan momentum ini untuk semakin menggalakkan visi dan misi membersihkan lingkungan. Dia juga berharap bahwa toko-toko bunga di Bali mulai beralih mengikuti tren itu.

“Semoga pejabat pemerintah juga mulai memesan karangan bunga berbahan ramah lingkungan. Jangan sampai mereka menggaungkan ajakan untuk menjaga lingkungan, namun mereka sendiri yang ternyata berperan serta dalam perusakan lingkungan,” ujar dia.

Aksara dan tim THI tak pernah lupa menyematkan secarik kertas ucapan terima kasih ke setiap paket karangan bunga kreasi mereka.

“Kami berharap dengan apresiasi tersebut, masyarakat semakin bersemangat untuk berpartisipasi dalam niat luhur menjaga lingkungan,” kata Aksara lagi.

Trash Hero merupakan komunitas nirlaba yang berkantor pusat di Swiss. Kegiatan komunitas ini berkisar pada aksi bersih-bersih lingkungan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.